Minggu, 19 Desember 2010

MEMAHAMI KOMPONEN EKOSISTEM SERTA PERANAN MANUSIA DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN LINGKUNGAN DAN AMDAL

Standar kompetensi : Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga
kesetimbangan lingkungan dan AMDAL
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi komponen ekosistem

A. PENGERTIAN EKOSISTEM

Makhluk hidup dapat dipelajari melalui enam tingkatan yang berbeda. Tingkatan tersebut adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer.

1. Individu merupakan organisme tunggal. Contoh individu adalah seekor semut, seekor monyet, seekor domba, sebatang pohon jambu dan seorang manusia.

2. Populasi adalah sekelompok individu sejenis (satu spesies) yang menempati tempat tertentu. Populasi rusa, populasi padi, populasi rumput.

3. Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi yang saling berinteraksi dan hidup pada daerah tertentu contoh komunitas hutan dan komunitas sawah.

4. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang membentuk hubungan timbal balik atau saling berinteraksi.

5. Bioma adalah ekosistem daratan luas yang digolongkan berdasarkan vegetasi dominan di suatu wilayah. Seperti taiga, tundra, padang rumput atau gurun.

6. Biosfer adalah lapisan bumi yang dihuni oleh makhluk hidup, biosfer terdiri atas berbagai macam ekosistem yang ada di muka bumi.

Semua organisme yang hidup di alam tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus selalu berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau kelompok lainnya serta interaksi dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah sistem, ditopang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Di dalam lingkungan antara komponen satu dengan komponen yang lainnya memiliki ikatan yang amat kuat, sehingga apabila salah satu komponen hilang atau rusak maka akan diikuti rusak atau hilangnya komponen yang lainnya. Kehidupan semua jenis makhluk hidup saling mempengaruhi, dipengaruhi serta berinteraksi dengan alam membentuk kesatuan yang disebut ekosistem. Ekosistem juga menunjukan adanya interaksi timbal balik antarmakhluk hidup (biotik) dengan alam (abiotik). Cabang biologi yang mempelajari ekosistem adalah ekologi. Ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antarmakhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Definisi ekologi pertama kali dikemukakan pada tahun 1869 oleh seorang ahli zoologi berkebangsaan Jerman yang bernama Ernest Heekel.

B. KOMPONEN EKOSISTEM

Di dalam suatu ekosistem terdapat dua komponen pokok, yaitu komponen tak hidup (abiotik) dan komponen hidup ( biotik).
1. Komponen abiotik

baik hewan maupun tumbuhan berhubungan dengan faktor fisik dan factor kimia. Faktor fisik dan kimia yang penting bagi makhluk hidup, diantaranya sinar matahari, temperatur, air, gravitasi, tekanan gas dan garam mineral.

a. Sinar matahari

Semua energi yang digunakan oleh makhluk hidup pada dasarnya berasal dari energi matahari. Energi yang berasal dari sinar matahari dapat berubah wujudnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Tumbuhan hijau yang mengandung klorofil yang mampu menangkap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Pada proses fotosintesis, terbentuk karbohidrat yang berasal dari CO dan H O. Karbohidrat mengandung energi kimia. Pada proses fotosintesis terjadi perubahan energi cahaya menjadi energi kimia. Energi kimia akan dikonsumsi oleh organisme lain dan diubah menjadi energi organic berupa ATP dalam bentuk panas.

b. Temperatur (Suhu)

Pada permukaan bumi, suhu rata-rata berkisar antara 0 C hingga kurang dari 50 C. Namun umumnya berkisar antara 14 C sampai dengan 32 C yang merupakan kisaran suhu ideal bagi kebanyakan makhluk hidup. Temperatur sangat erat kaitannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup sebagai hasil aktivitas metabolisme. Metabolisme merupakan reaksi yang menggunakan enzim dan kerja enzim dipengaruhi oleh temperatur.
Hewan seperti bangsa ikan (pisces), Amphibia, Reptilia dan serangga (Insecta) termasuk hewan berdarah dingin (poikilothermal). Apakah yang dimaksud dengan hewan berdarah dingin ? Aktivitas metabolisme dipengaruhi suhu. Jika suhu tinggi, aktivitas metabolisme juga tinggi. Jika suhu rendah, aktivitas metabolismenya rendah.
Beberapa jenis serangga menyimpan telur atau atau menempatkan pupa di bawah tanah dengan diikuti aktivitas metabolisme yang rendah untuk menghindari suhu yang sangat rendah di musim dingin. Ada juga serangga yang mampu merayap pada permukaan es. Keadaan tersebut mungkin dilakukan karena tubuhnya dipenuhi larutan untuk menghindari pembekuan.
Reptilia dan Amphibia harus tidur di bawah tanah untuk menghindari pembekuan. Selain itu ikan laut akan bermigrasi apabila suhu air menjadi dingin.
Burung (Aves) dan Mammalia yang merupakan hewan berdarah panas (homoiothermal) memiliki pengatur suhu tubuh. Hewan insektivora seperti kelelawar pada musim dingin akan mengadakan hibernasi. Hibernasi adalah tidur panjang pada musim dingin dengan cara menurunkan temperature tubuh, melambatkan respirasi, metabolisme rendah dan sebagai sumber energi menggunakan makanan cadangan berupa lemak. Beberapa jenis burung dan Mammalia melakukan migrasi untuk menghindari suhu rendah di musim dingin.

c. Air

Air sangat mutlak diperlukan makhluk hidup. Air merupakan penyusun protoplasma. Adanya pertukaran air antara perairan, darat dan udara mempengruhi kehidupan makhluk hidup
Kandungan air menentukan suhu. Untuk meningkatkan suhu 1 gram air sebesar 1 C, dibutuhkan energi sebesar 1 kalori. Volume air pada suhu 4 C memiliki vulome yang terbesar dan mampu memecahkan batuan. Hal ini berkaitan dengan pembentukan tanah
Semua hewan yang hidup di tanah sangat dipengaruhi oleh kelembaban. Cacing tanah akan bergerak ke permukaan jika kelembaban tanahnya tinggi dan berada di dalam tanah jika kelembaban tanah rendah.

d. Tekanan gas ( Udara)

Tekanan udara pada suatu tempat bergantung dari ketinggiannya dari permukaan laut. Konsentrasi oksigen (O ) semakin rendah sejalan dengan meningkatnya ketinggian dari permukaan laut. Orang yang hidup di pegunungan tinggi memiliki paru-paru yang lebih besar dan jumlah eritrosit yang lebih banyak dari orang yang hidup di dataran rendah. Hal ini sebagai usaha tubuh untuk mendapatkan oksigen yang memadai bagi tubuh pada kondisi O yang relatif rendah.
Burung akan lebih mudah terbang pada tekanan udara yang tinggi. Angin merupakan perpindahan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin memudahkan migrasi serangga dan burung.
Pada siang hari, plankton dan beberapa jenis ikan berenang sampai kedalaman 400 m. Namun, pada malam hari, plankton dan ikan itu naik mendekati permukaan. Hal ini dilakukan karena pada malam hari tekanan air menjadi empat puluh kali lebih besar daripada siang hari.
Ketika berada dalam air, kulit manusia dapat digunakan untuk mengambil udara. Udara ini diperlukan untuk menyuplai oksigen atau untuk meningkatkan udara dalam paru-paru.

e. Garam mineral

Garam mineral memegang peranan penting dalam memelihara kondisi tubuh. Baik bagi hewan maupun tumbuhan. Manusia dan hewan akan mengalami gangguan tulang jika kekurangan Ca (kalsium) dan akan mengalami anemia jika kekurangan Fe(unsur besi)
Tumbuhan yang mengalami kekurangan Ca akan mengalami penghambatan pembelahan sel, sedangkan kekurangan Fe dan Mg akan menimbulkan klorosis. Mineral digunakan sebagai gugus aktif enzim dan penyususn bahan organik. Nitrogen yang diambil dari lingkungan merupakan penyusun asam amino atau protein.
Hewan air tawar tidak dapat hidup di air laut karena perbedaankadar garam air (salinitas). Perbedaan kadar garam dapat membatasi penyebaran makhlik hidup. Organisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup pada tempat yang kadar garamnya tinggi, memiliki sistem pengaturan tertentu. Contohnya, ikan laut akan banyak minum dan membuang sedikit urine. Ini dilakukan untuk memelihara tekanan osmosis sel tubuhnya.

f. Derajat keasaman (pH)

Derajat keasaman media tubuh bakteri sangat menentukan kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh, bakteri nitrifikasi akan berhenti beraktivitas jika pH tanah lebih rendah dari 4,5.
Tumbuhan yang biasa hidup di tanah netral tidak dapat tumbuh di tanah yang asam. Pada pH asam, unsure-unsur yang umumnya tersedia adalah Zn dan Cu. Kedua unsur tersebut dapat meracuni tubuh tanaman. Adapun unsure P, Mg, Fe dan Mo yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tidak tersedia.

g. Gravitasi

Gravitasi adalah gaya tarik bumi. Gravitasi mempengaruhi gerak pada tumbuhan, misalnya gerak akar ke pusat bumi (geotropisme positif) dan gerak batang menjauhi pusat bumi (geotropisme negatif).

2. Komponen biotik

Komponen biotik meliputi faktor hidup ( berupa organisme) yang terdapat di lingkungan sebagai makhluk tunggal (disebut individu) yang dibuthkan oleh makhluk hidup lainnya. Berdasarkan kedudukannya komponen biotik dibedakan menjadi :

a. Produsen

Makhluk hidup yang berperan sebagai produsen adalah kelompok makhluk hidup yang mampu melaksanakan proses fotosintesa, yakni tumbuhan yang memiliki klorofil atau kromofil lainnya. Dari fotosintesa yang dilakukan tumbuhan dihasilkan bahan-bahan organik yang dibutuhkan makhluk hidup lainnya, sehigga makhluk hidup yang mengkonsumsinya dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik. Kemampuan tumbuhan menghasilkan bahan-bahan organic menegaskan bahwa tumbuhan adalah berkedudukan sebagai produsen.

b. Konsumen

Organisme yang tidak memiliki klorofil (hewan dan manusia) tidak dapat menyediakan bahan organic yang dibutuhkannya, sehingga kebutuhan akan bahan organik hanya dapat diperoleh dengan mengkonsumsi produsen.

Berdasarkan tingkatannya, konsumen dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1) Herbivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan tumbuhan (pemakan daun-daunan, buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian) sebagai konsumen tingkat I. Misalnya, ulat, kambing,

2) Karnivora, yaitu organisme yang mendapatkan kebutuhan energinya dengan memakan herbivora (hewan yang makanannya berupa hewan lain) sebagai konsumen tingkat II. Misalnya, kucing, anjing.

3) Omnivora, yaitu organisme yang mendapatkan energi dengan mengkonsumsi produsen secara langsung atau dengan memangsa herbivora atau karnivora (pemakan segala). Misalnya, ayam, itik, babi, manusia.

4) Saprovora, yaitu makhluk hidup golongan jasad renik yang mendapatkan energinya dengan jalan menguraikan sisa makhluk hidup.

c. Pengurai

Pengurai adalah kelompok mikroorganisme yang berperan menguraikan sisa tubuh makhluk hidup yang mati. Beberapa mikroorganisme yang termasik sebagai pengurai antara lain jamur dan bakteri. Jamur dan bakteri hidup bergantung kepada bahan-bahan organik yang terkandung dalam sisa-sisa makhlik hidup. Proses pelapukan dan pembusukan pada sampah adalah contoh peristiwa penguraian organik menjadi anorganik. Bagaimana senadainya mikroorganisme pengurai di lingkungan kita mati ? Apa yang akan terjadi dengan sampah industri rumah ? Bisa dibayangkan sampah-sampah akan terus menumpuk dari hari ke hari bila pengurai tidak bekerja.

d. Detrivora

Detrivora adalah organisme yang bertugas menguraikan sisa jasad makhluk hidup menjadi partikel-partikel kecil, misalnya daun-daun yang gugur akan diuraikan oleh cacing tanah menjadi partikel-partikel yang disebut humus. Peristiwa penguraian jasad makhluk yang mati menjadi partikel-partikel sederhana disebut detrifus. Contohnya, cacing, rayap, siput, kaki seribu

e. Predator dan Parasit (mendapatkan makanan dari organisme lain)

Predator merupakan makhluk hidup yang menempati kedudukan sebagai konsumen. Untuk mendapatkan makanannya, seekor predator akan memburu dan memangsa konsumen-konsumen lainnya yang lebih lemah.
Parasit merupakan makhluk hidup yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan dan membuat makanannnya sendiri, parasit sangat bergantung kepada makhluk yang lain. Parasit dapat dibedakan menjadi du, yaitu : parasit fakultatif dan parasit obligant

1) Parasit fakultatif, yaitu golongan parasit yang hidupnya bergantung kepada bahan makanan yang terkandung pada inang namun kadang parasit ini masih mampu membuat makanannya sendiri, misalnya benalu pada pohon jambu yang memiliki klorofil

2) Parasit obligant, yaitu golongan parasit yang hidupnya sangat bergantung pada makhluk hidup lain. Parasit ini tidak memiliki kemampuan untuk membuat makanannya sendiri, misalnya tali putri.

C. INTERAKSI ANTARKOMPONEN

Di dalam suatu ekosistem antarkomponen yang satu dengan yang lainnya terjadi hubungan yang sangat dinamis. Artinya hubungan antara komponen satu dengan yang lainnya tidaklah tetap, melainkan senantiasa selalu terjadi perubahan yang variatif. Interkasi meliputi hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, ini berarti selain makhluk hidup dapat berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis, juga terjadi hubungan interkasi antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya. Interaksi antarkomponen dapat terjadi mulai tingkatan individu, populasi kominitas, ekosistem hingga biosfer.

1. Interkasi antarindividu membentuk populasi

Populasi adalah sekumpulan makhluk hidup yang sejenis yang menempati ruang dan waktu yang sama. Misalnya populasi Badak Jawa di ujung kulon dan populasi Anoa di Sulawesi Tengah.
Interaksi yang terjadi antarkomponen individu yang sejenis adalah :

a. Interaksi saling menguntungkan (Mutualisme)

Interaksi atau simbiosa mutualisma adalah hubungan antara dua individu atau lebih yang saling menguntungkan dan saling membutuhkan.
Misalnya, antara lain :
- Beberapa tumbuhan berbunga memiliki kemampuan menghasilkan aroma dan cairan madu yang menarik bagi serangga untuk mendatanginya. Serangga yang datang untuk menghisap madunya ternyata secara tidak langsung serangga tersebut melakukan persarian. Peristiwa persarian yang dilakukan serangga disebut Entomogami.
- Tanaman vanili merupakan tanaman yang sangat mnguntungkan manusia karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tanaman vanili adalah jenis tanaman yang tidak dapat melakukan persarian sendiri, hal ini disebabkan bentuk dan letak antara putik dan benang sari yang tidak memungkinkan tanaman ini melakukan persariannya sendiri. Peranan manusia dalam persarian tanaman vanili adalah sangat vital karena selama ini belum diketahui vektor yang dapat melakukan penyerbukannya. Proses persarian yang dibantu oleh manusia disebut Antropokogami.

b. Interaksi kompetisi

interaksi kompetisi antara populasi yang sejenis dapat terjadi karena adanya upaya memenangkan persaingan di antaranya :
- persaingan untuk mendapatkan makanan.
- persaingan untuk mendapatkan pasangan hidup.
- persaingan untuk mendapatkan teritorial atau wilayah kekuasaan.

2. Interaksi antarpopulasi membentuk komunitas

Komunitas adalah sekumpulan populasi-populasi yang tidak sejenis yang menempati tempat dan waktu yang sama. Misalnya rumput dengan hewan pemakan rumput-rumputan, manusia dengan tumbuhan padi dan masih banyak lagi contoh-contoh yang dapat Anda amati di alam sekitar.
Di dalam hubungan antarpopulasi sangat memungkinkan terjadinya peristiwa pengaliran energi dari pupulasi tertentu ke populasi lainnya yang disebut energetika. Interaksi yang terjadi dalam komunitas dapat berupa simbiosis mutualisme, predasi, parasitisme dan komensalisme.

a. simbiosis mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah hubungan interaksi yang saling menguntungkan antara astu individu dengan individu lain baik yang sejenis mapun tidak sejenis. Pernahkah kalian melihat kupu-kupu yang hinggap pada setangkai bunga ? kupu-kupu mendapatkan madu dari bunga dan bunga memperoleh kesempatan untuk melakukan persariannya

b. Predasi

Predasi adalah hubungan interaksi anatara makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya di mana makhluk yang satu akan menjadi pemangsa (predator) bagi makhluk yang lainnya. Misalnya : harimau memangsa zebra dan ular memangsa tikus
c. Simbiosis parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua makhluk hidup di mana yang satu merasa diuntungkan dan lainnya merasa dirugikan. Misalnya antara jamur kapang dengan manusia, antara kutu dengan anjing dan antara tali putrid dengan inang.

d. Simbiosis komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah hubungan interaksi antar dua individu di mana makhluk hidup yang satu merasa diuntungkan dan makhluk lainnya merasa tidak dirugikan, misalnya bunga anggrek dengan tumbuhan / pohon inangnya.

3. Interaksi antarkomunitas membentuk ekosistem

Ekosistem adalah hubungan antara komunitas satu dengan komunitas lainnya yang menempati tempat dan waktu yang sama. Misalnya di laut kita mengenal adanya komunitas fitoplankton dan komunitas ikan. Komunitas fitoplankton merupakan interaksi antar individu berbagai jenis alga yang bersel satu.
Sedangkan komunitas ikan merupakan interkasi berbagai jenis ikan. Ikan sebagai pemangsa memiliki tingkatan yang berbeda. Sebagai konsumen tingkat I, konsumen tingkat II atau sebagai predator. Fitoplankton merupakan makanan ikan atau udang kecil dan udang kecil merupakan makan ikan yang lebih besar dan seterusnya. Fitoplankton dan ikan yang mati akan diuraikan oleh bakteri pengurai menjadi zat-zat anorganik yang dibutuhkan oleh fitoplangkton.
Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa ekosistem adalah satuan unit fungsional antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

4. Interkasi antarekosistem di dunia membentuk biosfer

Bumi merupakan satu kesatuan interaksi antara makhluk hidup dan faktor abiotik yang terdapat didalamnya. Hutan-hutan yang kita miliki merupakan kekayaan alam tiada tara, namun apa yang terjadi jika hutan yang dimiliki kita rusak keseimbangannya ? siapa yang akan mendapatkan dampak kerusakan hutan tadi ?
Ingatkah Anda mengenai kebakaran hutan di Kalimantan beberapa waktu yang lalu ? Peristiwa kebakaran di Kalimantan mendapatkan kecaman yang cukup keras dari Pemerintahan Malaysia. Mengapa pemerintah Malaysia harus mengecam peristiwa tersebut, padahal hutan yang terbakar adalah milik pemerintahan Indonesia.
Kecaman yang dilakukan pemerintahan Malaysia sungguh membuktikan , bahwa ekosistem-ekosistem yang ada di dunia merupakan kesatuan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Hutan-hutan di dunia merupakan paru-paru dunia, artinya hutan yang terdiri dari beraneka ragam tumbuhan dan dapat menyediakan oksigen yang dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan untuk melakukan aktivitas hidupnya.
Proses penyediaan oksigen berlangsung melalui peristiwa fotosintesis (foto = cahaya, sintesa = pembentukan). Selain tumbuhan dapat meyediakan oksigen bagi makhluk hidup, tumbuhanpun memanfaatkan gas-gas hasil metabolisme (respirasi) berupa CO .

D. MACAM-MACAM EKOSISTEM

Berdasarkan proses terbentuknya, ekosistem dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alamiah, misalnya danau, rawa, laut, hutan, padang rumput dan sungai. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia, misalnya waduk, sawah, kolam dan akuarium.
Setiap ekosistem memiliki kandungan biotik dan abiotik yang spesifik, artinya komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada suatu ekosistem akan berbeda dengan komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada ekosistem lainnya. Berdasarkan adanya kandungan biotik dan abiotik yang khas, maka ekosistem di dunia dibagi menjadi dua yaitu ekosistem darat dan ekosistem air.

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat dapat dibedakan menjadi ekosistem alami dan ekosistem buatan

a. Ekosistem darat alami

Di Indonesia di kenal tiga ekosistem darat alami yaitu vegetasi dataran rendah (vegetasi pamah), vegetasi dataran tinggi (pegunungan) dan vegetasi monson (gunung).
Pembagian ekosistem darat alami di Indonesia, dilakukan berdasarkan letak atau topografinya. Ekosistem yang terbentuk akibat perbedaan letak geografis dan topografinya, ekosistem di Indonesia dibagi menjadi :

1) Vegetasi dataran rendah

Vegetasi dataran rendah atau disebut juga pamah merupakan vegetasi yang paling besar diantara vegetasi ekosistem darat yang lainnya. Dataran rendah adalah daerah yang memiliki ketinggian 0-1000 m di atas permukaan laut. Vegetasi dataran rendah diantaranya sebagai berikut :
a) hutan bakau

b) hutan rawa air tawar

c) hutan rawa gambut

d) hutan sagu

e) hutan tepi sungai

2) Vegetasi dataran tinggi

Vegetasi dataran tinggi atau pegunungan adalah daerah yang memiliki ketinggian 300-1500 m di atas permukaan laut. Iklim suatu daerah ditentukan oleh ketinggian. Makin tinggi suatu daerah, makin rendah curah hujannya sehingga keanekaragaman komunitas rendah.
Di daerah pegunungan komunitas yang berkembang antara lain tumbuhan paku, tumbuhan bunga dan lumut. Tumbuhan-tumbuhan ini berkembang dengan baik karena lingkungannya cocok untuk kehidupannya.

3) Vegetasi monsun

Vegetasi monsun adalah suatu komunitas vegetasi yang terdapat di daerah hutan musim. Hutan ini memiliki pergantian antara musim kemarau dan musim penghujan yang silih berganti.
Ciri khas hutan monsun adalah tanaman menggugurkan daunnya pada musim kemarau dan kembali memiliki daun pada musim hujan

b. Ekosistem buatan (Suksesi)

Terbentuknya suatu ekosistem dapat terjadi dari rangkaian peristiwa, di mana peristiwa yang satu akan menyebabkan timbulnya peristiwa lainnya, demikian seterusnya. Sebagai contoh, proses terbentuknya tanah adalah diawali dengan peristiwa pelapukan batu-batuan. Kehidupan pada saat lingkungan dipenuhi batu-batuan lambat laun akan berubah ke dalam kehidupan tanpa batu-batuan. Peristiwa perubahan tatanan hidup di suatu daerah disebut suksesi
Sebagai contoh, sebelum Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, Gunung Krakatau merupakan Gunung yang permukaannya ditutupi oleh batu-batuan. Ketika Krakatau meletus, batu-batuan menjadi panas, setelah sembilan bulan Krakatau meletus, batu-batuan yang tadinya panas menjadi lembab. Pada batu-batuan yang lembab tumbuhan ganggang hijau sebagai pionir atau tumbuhan perintis. Kemudian ganggang tersebut melapukan batu-batuan menjadi butiran kerikil dan akhirnya menjadi tanah yang memungkinkan biji tumbuhan yang terdampar akibat hempasan air laut ke tepi pantai akan tumbuh. Tujuh tahun setelah Krakatau meletus, ternyata lingkungan Gunung Krakatau telah ditumbuhi oleh berbagai macam tumbuhan seolah Krakatau itu tidak meletus.
Berdasarkan pada proses terjadinya, suksesi di bedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder.

1) Suksesi primer

Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami. Misalnya, tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan Lumpur yang baru di muara sungaidan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia, misalnya penambangan timah, batu bara dan minyak bumi.
Suksesi primer pembentukannya diawali dengan proses pelapukan batu-batuan yang dilakukan oleh alga, kemudian dari peristiwa pelapukan akan terbentuk serpihan batu-batuan kecil dan akhirnya terbentuk lapisan tanah. Biji-bijian yang terbawa air (hidrokori), angin (anemokori) atau terbawa oleh perantara lain kemudian jatuh pada lapisan tanah yang terbentuk tadi akan tumbuh menjadi tumbuhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa suksesi primer terjadi bukan pada habitat aslinya. Contoh pembuatan danau. Sebelum berubah menjadi danau, mungkin asalnya tempat itu merupakan daerah pedesaan yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani penggarap tanah (kehidupan darat)
Dengan berubahnya tempat tersebut menjadi danau, maka terjadi perubahan tatanan pada komponen ekosistemnya. Misalnya petani yang memiliki pekerjaan bertani tanaman pada awalnya, kemudian dengan berubahnya tatanan komponen ekosistem dari darat menjadi air menyebabkan para petani tanaman berubah menjadi petani ikan.

2) Suksesi sekunder

Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak secara total habitat organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang laut, kebakaran, angina kencang dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Contoh suksesi sekunder antara lain tegalan-tegalan, padang alang-alang, belukar bekas ladang dan kebun karet yang ditinggalkan tak terurus.
Pernahkah kalian mendengar hutan gundul atau lahan kritis ? Hutan gundul atau lahan kritis merupakan areal terbuka pada suatu ekosistem yang terjadi karena kerusakan alam, baik akibat kejadian alam, seperti gunung meletus maupun sebagai ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Untuk mengembalikan kondisi hutan gundul atau kritis yang mencapai ribuan hektar tersebar di pelataran hutan Indonesia menjadi hutan yang asri dengan keanekaragaman hayatinya. Pemerintah telah melaksanakan suatu program untuk mengembalikan kondisi kedua lahan tersebut melalui beberapa program misalnya “Penanaman Sejuta Pohon” dan “Program Reboisasi”
Suksesi sekunder tidak dimulai dengan kehidupan vegetasi perintis yang melakukan pelapukan batu-batuan terlebih dahulu. Jadi, suksesi sekunder terjadi pada lahan yang sama. Program Reboisasi dan Penanaman Sejuta Pohon untuk mengembalikan tatanan yang hilang atau terganggu adalah merupakan salah satu contoh peristiwa susksesi sekunder. Kembalinya kerindangan hutan tersebut sangat bergantung pada komponen biotik dan abiotik yang terkandung pada lingkungannya.

2. Ekosistem Air

Ekosistem air adalah ekosistem yang memiliki komponen biotik dan abiotiknya berlainan dengan komponen yang terdapat di ekosistem darat. Ekosistem air atau akuatik dibedakan menjadi, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

a) Ekosistem air tawar

(1) Ekosistem air tawar berdasarkan aliran airnya
Berdasarkan aliran airnya, ekosistem air tawar di bagi menjadi ekosistem air tawar yang tidak mengalir (lentik) dan ekosistem air tawar yang mengalir (lotik).

(a) Ekosistem air tawar yang tidak mengalir (lentik)

Ekosistem air tawar yang tidak mengalir atau lentik ditandai dengan tidak adanya arus air yang mengalir secara terus menerus. Pada ekosistem ini air tampak diam dan atau berarus sangat lambat. Contohnya danau, kolam, telaga dan rawa

(b) Ekosistem air tawar yang mengalir (lotik)

Ekosistem air tawar yang mengalir atau lotik ditandai dengan adanya arus air yang mengalir secara terus menerus. Contohnya sungai, air terjun.

b) Ekosistem air laut

(1) Ekosistem laut dalam

Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang tidak terjangkau matahari (afotik) sehingga pada ekosistem ini tidak ditemukan produsen. Hewan yang hidup pada kawasan ini adalah hewan pemakan sampah (saprovor), karnivor dan detritivor.

(2) Ekosistem laut dangkal

Ekosistem laut dangkal terletak di pantai yang tergenang air laut, kecuali pada saat surut. Daerah ini biasanya terletak di antara dua dingding batu terjal. Selain itu daerah ini terbuka dan jauh dari pengaruh air sungai besar. Ekosistem terumbu karang dan ekosistem pantai batu merupakan contoh ekosistem laut dangkal. Ekosistem ini masih dapat dijangkau cahaya matahari (fotik)

(3). Ekosistem estuaria

Estuaria adalah suatu badan air pantai setengah tertutup yang berhubungan langsung dengan laut terbuka. Jadi, estuaria sangat dipengaruhi oleh gerakan pasang surut air laut. Air laut bercampur dengan air tawar dari sungai dan membentuk perairan payau. Misalnya, muara sungai dan teluk pantai.

1 komentar:

  1. bagaimana cara menjelaskan dengan singkat hubungan komponen ekosistem dan keseimbangan ekosistem?

    BalasHapus